YOGYAKARTA - Untuk kehidupan yang lebih baik, para warga korban Merapi harus bersatu dalam membangun tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai keadaan yang lebih baik, karena senyaman-nyamannya tempat pengungsian tentu masih nyaman di rumah sendiri.
Demikian disampaikan Bupati Sleman Sri Purnomo ketika memberikan pengarahan kepada para pengungsi dalam Pelepasan Pengungsi Merapi Posko Bencana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Rabu (24/11/2010) di Lantai dasar Masjid Ahmad Dahlan Kampus Terpadu UMY.
Semua warga harus bersatu baik dengan Kepala Dukuh, Kepala Desa, Camat, dan warga lainnya. “Agar tercapai kesepakatan apa yang akan dilakukan selanjutnya, tindakan apa yang akan diambil untuk membangun wilayahnya. Tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak. Seperti dalam rencana pembangunan 2.500 shelter nantinya,” urai Sri Purnomo.
Penanggung jawab Posko Merapi UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto menjelaskan, sampai pada saat pelepasan para pengungsi, jumlah pengungsi yang tersisa adalah 246 orang. Mereka berasal dari Kecamatan Cangkringan dan Pakem. Sebelumnya, pengungsi mencapai sekira 500 orang.
“Berkurangnya jumlah pengungsi tersebut disebabkan keputusan pemerintah untuk menurunkan radius kerawanan bencana dari 20 Km menjadi 10 Km untuk kawasan Turi, Tempel, dan sebagian Pakem serta menjadi 15 Km untuk kawasan Cangkringan dan sebagian Pakem, sehingga banyak pengungsi yang telah terlebih dahulu pulang ke rumahnya masing-masing,” tuturnya.
Gunawan menambahkan, meskipun para pengungsi telah kembali atau tidak berada di pengungsian lagi, UMY masih akan membantu untuk masa pemulihan. Karena belum pulihnya potensi dan kondisi kehidupan di daerah asal bisa menimbulkan kerentanan sosial, budaya, dan ekonomi pada minggu-minggu pertama pengungsi yang sudah kembali. Sehingga perlu dilaksanakan pendampingan masyarakat.
"Selanjutnya, diperlukan pemetaan potensi dan ketersediaan sumber daya baik alam, ekonomi, dan manusia yang dapat dijadikan titik awal pelaksanaan proses pemulihan,” ujar Gunawan menegaskan.
Salah serang pengungsi, Pitoyo, berharap semoga setelah persinggahan kali ini di Harjobinangun merupakan yang terakhir. Karena sebelum di UMY ini mereka telah mengalami tujuh kali mengungsi. Ditambahkan Kepala Dukuh Wonorejo itu, meskipun mereka nantinya akan kembali ke rumah masing-masing, mereka tetap membutuhkan pendampingan.
“Karena jaringan infrastruktur yang belum sepenuhnya pulih. Seperti jaringan air bersih, maupun saluran irigasi yang putus,” tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar