KOMPAS.com — Sampoerna School of Business (SSB) punya catatan, yakni 41,84 persen lulusan SMA di Indonesia tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan. Alasannya, keterbatasan ekonomi.
Maka dari itulah, SSB menawarkan skema pinjaman lunak jangka panjang untuk biaya pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga prasejehtera.
Pinjaman lunak itu wujudnya adalah biaya kuliah 4 tahun sebesar Rp 300 juta per siswa dengan skema uang kuliah, seminar, dan buku. Selama kuliah, mahasiswa tidak membayar biayanya sama sekali.
Namun, setelah lulus, mahasiswa bersangkutan diberi waktu satu tahun untuk mendapatkan pekerjaan. Kemudian, dia harus mencicil ongkos tadi selama 14 tahun. "Uang itu bukan untuk Sampoerna melainkan untuk adik kelasnya yang akan melanjutkan sekolah di SSB," ujar Direktur Proyek SSB Agung Binantoro, Rabu (22/9/2010) di Jakarta.
Menurut Agung, kemudahan finansial macam itu membuka akses lebih luas bagi siswa-siswi berprestasi yang belum berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk turut dapat mengenyam pendidikan berkualitas bertaraf internasional.
"Jika dihitung, si anak akan mengembalikan uang Rp 2 juta per tahun untuk adik kelasnya yang akan bersekolah di SSB. Dengan pinjaman lunak ini, diharapkan anak menjadi lebih tanggung jawab," ujar Managing Director Putera Sampoerna Foundation Nenny Soemawinata dalam kesempatan yang sama.
Nenny mengatakan, masuk SSB tidaklah mudah. "Seleksi cukup ketat. Selama kuliah di sini, indeks prestasi (IP) tidak boleh ada di bawah 3,0. Jika sudah berada di bawah 3,0, akan kami tegur. Kami memiliki tim monitoring juga," papar Nenny.
www.fai.uhamka.ac.id/news.php?idnews=1017
Maka dari itulah, SSB menawarkan skema pinjaman lunak jangka panjang untuk biaya pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga prasejehtera.
Pinjaman lunak itu wujudnya adalah biaya kuliah 4 tahun sebesar Rp 300 juta per siswa dengan skema uang kuliah, seminar, dan buku. Selama kuliah, mahasiswa tidak membayar biayanya sama sekali.
Namun, setelah lulus, mahasiswa bersangkutan diberi waktu satu tahun untuk mendapatkan pekerjaan. Kemudian, dia harus mencicil ongkos tadi selama 14 tahun. "Uang itu bukan untuk Sampoerna melainkan untuk adik kelasnya yang akan melanjutkan sekolah di SSB," ujar Direktur Proyek SSB Agung Binantoro, Rabu (22/9/2010) di Jakarta.
Menurut Agung, kemudahan finansial macam itu membuka akses lebih luas bagi siswa-siswi berprestasi yang belum berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk turut dapat mengenyam pendidikan berkualitas bertaraf internasional.
"Jika dihitung, si anak akan mengembalikan uang Rp 2 juta per tahun untuk adik kelasnya yang akan bersekolah di SSB. Dengan pinjaman lunak ini, diharapkan anak menjadi lebih tanggung jawab," ujar Managing Director Putera Sampoerna Foundation Nenny Soemawinata dalam kesempatan yang sama.
Nenny mengatakan, masuk SSB tidaklah mudah. "Seleksi cukup ketat. Selama kuliah di sini, indeks prestasi (IP) tidak boleh ada di bawah 3,0. Jika sudah berada di bawah 3,0, akan kami tegur. Kami memiliki tim monitoring juga," papar Nenny.
www.fai.uhamka.ac.id/news.php?idnews=1017
1 komentar:
kalau bukan mahasiswa SSB bolehkah pinjam dana lunak,saya seorang mahasiwa post doctor[s3] manajemen pendidikan di Bandung,,,pekerjaan saya dosen[pns] gol.1va/lektor kepala.adapun yang saya butuhkan sekitar 178 jt rupiah [seluruhnya sampai wisuda]dan sudah termasuk penelitian disertasi]
saya sudah ajukan pada Bank reguler namun angsuran /perbulannya sangat besar jangka wkt 10 thn,Dan pakai agunan.
andaikan bisa saya siap potong gaji/perbulan[ lewat bank BNI ]karena gaji saya di transfer oleh Diknas lewat Bank tsb,, sampai lunas adapun masa kerja masih 18 tahun..mohon info selanjutnnya,,,email=alfiforever@gmail.com/hp.01215664444
Posting Komentar