Tantangan global ke depan
sangatlah ketat. Namun begitu, Alumni UII tidak sepatutnyaminder, bahkan
sebaliknya, harus bangga sebab saat ini telah masuk era pendidikan yang
meniadakan dikotomi perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal ini pun seiring
dengan kultur dunia kerja yang tidak lagi mempertanyakan latar belakang
perguruan tinggi melainkan kompetensi dan profesionalisme. Ini yang perlu
dikembangkan. Demikian disampaikan Wakil Alumnus UII Drs. Sutanto, MBA
mengawali sambutannya di hadapan wisudawan UII yang baru saja dilantik, Sabtu
(28/1).
“Keputusan memilih di antara
pilihan-pilihan tersebut, tergantung pada Purpose, Talent, Value, dan Vision masing-masing pribadi. Jadi menetapkan
apa tujuan (purpose)
hidup mengidentifikasi kompetensi (talent)
yang dimiliki dan mau mengembangkannya, menggali dan memperkuat nilai (value), dan gambaran vision yang
jelas akan menentukan pilihan yang akan kita ambil hari ini. Perlu diingat,
apapun keputusan yang akan diambil, tentu akan ada tantangan (challenges) dan
kesempatan - kesempatan (opportunities)
masing-masing”terang pria yang kini masih aktif menjabat Direktur Enterprise
Risk Management di Jakarta.
Di tengah ketatnya persaingan
global ini, pihaknya berharap agar para wisudawan benar-benar mempersiapkan diri
dengan baik. “Guna memenangkannya, butuh pengetahuan (Knowledge), keahlian
(Skill) dan sikap (Attitude) yang baik. Persiapkan dengan baik ketiga hal
tersebut sesuai dengan job requirement yang akan anda pilih”amanahnya.
Selain itu, pria yang juga
lulusan Drake University, Desmoines, Iowa, USA pada bidang ilmu Manajemen ini
menegaskan, guna menjadi insan profesional dibutuhkan juga keterampilan (softskill) yang tinggi, seperti kepemimpinan (Leadership), Kecerdasan
Emosional (Emotional
Quotient atau EQ) dan Kecerdasan Sosial (Spiritual Quotient atau SQ). “Pada prinsipnya, semuanya
itu adalah upaya membangun kepercayaan (Trust). Jika diri sendiri, perusahaan dan
komunitas sudah terbangun Trust terhadap Saudara maka jalan
untuk mencapai sukses dalam karir akan semakin terbuka”tegasnya.
Drs. Sutanto, MBA juga
memberikan gambaran alternatif lain pada wisudawan yakni sebagai Pengusaha.
Dirinya mengajak untuk merubah paradigma bahwa menciptakan pekerjaan sendiri
jauh lebih baik daripada mencari pekerjaan . “Tentunya hal ini sangat tidak
gampang, tapi yang kita perlukan adalah mengubah mindset terlebih dahulu, yaitu
dari pola pikir pekerja menjadi pola pikir pengusaha (entrepreneurship), keluar
dari daerah kenyamanan dan menjadi lebih berani mengambil risiko”tandasnya.
Menurutnya, pengetahuan
pikiran, upaya keras, dan keuletan (mental
toughness) merupakan modal dasar yang terpenting guna menjadi
pengusaha. “Jika sudah memilikinya, kita yakin lambat laun pasti bisa
berhasil”sebutnya yakin.
Dirinya berharap, bahwa
alumnus UII ke depan dapat menjadi 'pemain' aktif dalam menumbuhkembangkan
pembangunan ekonomi Indonesia bukan hanya sebagai 'penonton' saja. ”Yakinlah
bahwa dengan menyandang alumni UII, saudara mempunyai nilai, kompetensi, dan
warna lebih spesifik yang dapat dijadikan modal dalam persaingan ke depan. Hal
ini terbukti dengan semakin banyaknya tokoh-tokoh baik nasional maupun
korporasi yang merupakan alumni UII”pungkas pria kelahiran kota Malang ini.
Tantangan global ke depan sangatlah ketat. Namun begitu,
Alumni UII tidak sepatutnya minder, bahkan sebaliknya, harus bangga sebab saat
ini telah masuk era pendidikan yang meniadakan dikotomi perguruan tinggi negeri
maupun swasta. Hal ini pun seiring dengan kultur dunia kerja yang tidak lagi
mempertanyakan latar belakang perguruan tinggi melainkan kompetensi dan
profesionalisme. Ini yang perlu dikembangkan. Demikian disampaikan Wakil
Alumnus UII Drs. Sutanto, MBA mengawali sambutannya di hadapan wisudawan UII
yang baru saja dilantik, Sabtu (28/1).
Setelah prosesi wisuda ini, sedikitnya ada tiga pilihan yang
harus segera diambil keputusan, menurut Alumnus Jurusan Ekonomi Perusahaan
Fakultas Ekonomi UII tahun 1981 ini. Ketiga hal itu yakni keinginan untuk
melanjutkan studi, bekerja, atau membuka usaha sendiri (wiraswasta, konsultan,
atau lain sebagainya).
“Keputusan memilih di antara pilihan-pilihan tersebut,
tergantung pada Purpose, Talent, Value, dan Vision masing-masing pribadi. Jadi
menetapkan apa tujuan (purpose) hidup mengidentifikasi kompetensi (talent) yang
dimiliki dan mau mengembangkannya, menggali dan memperkuat nilai (value), dan
gambaran vision yang jelas akan menentukan pilihan yang akan kita ambil hari
ini. Perlu diingat, apapun keputusan yang akan diambil, tentu akan ada
tantangan (challenges) dan kesempatan - kesempatan (opportunities) masing-masing”terang
pria yang kini masih aktif menjabat Direktur Enterprise Risk Management di
Jakarta.
Di tengah ketatnya persaingan global ini, pihaknya berharap
agar para wisudawan benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. “Guna
memenangkannya, butuh pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill) dan sikap
(Attitude) yang baik. Persiapkan dengan baik ketiga hal tersebut sesuai dengan
job requirement yang akan anda pilih”amanahnya.
Selain itu, pria yang juga lulusan Drake University,
Desmoines, Iowa, USA pada bidang ilmu Manajemen ini menegaskan, guna menjadi
insan profesional dibutuhkan juga keterampilan (softskill) yang tinggi, seperti
kepemimpinan (Leadership), Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient atau EQ)
dan Kecerdasan Sosial (Spiritual Quotient atau SQ). “Pada prinsipnya, semuanya
itu adalah upaya membangun kepercayaan
(Trust). Jika diri sendiri, perusahaan dan komunitas sudah terbangun Trust
terhadap Saudara maka jalan untuk mencapai sukses dalam karir akan semakin
terbuka”tegasnya.
Drs. Sutanto, MBA juga memberikan gambaran alternatif lain
pada wisudawan yakni sebagai Pengusaha. Dirinya mengajak untuk merubah
paradigma bahwa menciptakan pekerjaan sendiri jauh lebih baik daripada mencari
pekerjaan . “Tentunya hal ini sangat tidak gampang, tapi yang kita perlukan
adalah mengubah mindset terlebih dahulu, yaitu dari pola pikir pekerja menjadi
pola pikir pengusaha (entrepreneurship), keluar dari daerah kenyamanan dan
menjadi lebih berani mengambil risiko”tandasnya.
Menurutnya, pengetahuan pikiran, upaya keras, dan keuletan (mental toughness) merupakan modal
dasar yang terpenting guna menjadi pengusaha. “Jika sudah memilikinya, kita
yakin lambat laun pasti bisa berhasil”sebutnya yakin.
Dirinya berharap, bahwa alumnus UII ke depan dapat menjadi
'pemain' aktif dalam menumbuhkembangkan pembangunan ekonomi Indonesia bukan
hanya sebagai 'penonton' saja. ”Yakinlah bahwa dengan menyandang alumni UII,
saudara mempunyai nilai, kompetensi, dan warna lebih spesifik yang dapat
dijadikan modal dalam persaingan ke depan. Hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya tokoh-tokoh baik nasional maupun korporasi yang merupakan alumni
UII”pungkas pria kelahiran kota Malang ini.
0 komentar:
Posting Komentar