Homeschooling, Apa dan Mengapa?
Minggu, 22 Mei 2011
Homeschooling, Apa dan Mengapa?
Apakah homeschooling? Atau yang biasa juga desbut home school, home education, home learning, atau dalam bahasa indonesia biasa disebut pendidikan rumah atau sekolah rumah.
Home school atau HS adalah mendidik anak-anak di rumah, baik oleh orang tua sendiri atau oleh tutor privat. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan menyerahkan pendidikan anak di sekolah. HS (home school) sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu, jauh sebelum adanya sekolah itu sendiri. Namun ketika mulai didirakannya sekolah-sekolah, HS semakin tertinggal. Sekolah menyediakan sesuatu yang tidak diajarkan oleh orang tua di rumah, materi belajar yang lebih majemuk dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pengakuan bahwa siswa yang belajar di sekolah lebih baik dari yang tidak (hal ini kemudian ditandai dengan adanya ijazah, gelar akademik, dll).
Perkembangan HS dimulai di Amerika pada tahun 1960-an, ketika banyak para ahli yang mengkritik sistem pendidikan formal. Salah satunya adalah John Caldwell Holt melalui dua bukunya How Children Fail dan How Children Learn. Poin penting dari buku tersebut adalah bahwa banyak anak yang gagal dalam proses belajar karena tekanan dari guru. Kemudian ahli pedidikan lainnya, Raymond dan Dorothy Moore di tahun yang hampir bersamaan, mengadakan penelitian tentang pendidikan dini. Mereka membuktikan bahwa pendidikan formal (sekolah) untuk anak umur 8 - 12 tahun (atau sebelumnya) tidak hanya berbahaya bagi si murid secara fisik atau perkembangan mental, pendidikan sekolah juga terbukti tidak efektif. Mereka juga menyatakan bahwa anak yang dididik oleh ibunya sendiri secara umum lebih pandai, bahkan ketika ibunya terbelakang secara mental atau kebudayaan. Moore kemudian merekomendasikan HS lewat bukunya Better Late Than Early, Home Grown Kids, Homechool Burnout.
Di Indonesia, HS mulai populer dan didukung oleh Sistem Pendidikan Nasional sejak tahun 2003. Anak yang belajar melalui HS dapat melakukan test penyetaraan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Melalui test penyetaraan anak dapat pula melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini kemudian menjadi tren di kalangan masyarakat atas. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2007 pemerintah menyediakan Pelatihan bagi HS Tutor dan Media Pembelajaran. Kini, HS dapat juga dinikmati dengan harga terjangkau bahkan gratis.
Perkembangan HS yang pesat membuat kita semua bertanya-tanya, apakah memang metode HS sanggup menggantikan pendidikan formal. Di Amerika, banyak survei yang membuktikan bahwa HS bahkan lebih baik dari pendidikan formal. Penelitian oleh National Home Education Research (NHERI) menyatakan bahwa siswa HS yang mengikuti test mendapat poin 30-37 % lebih baik. Penelitian lain menyatakan bahwa siswa HS mendapatkan nilai ACT dan SAT 58% labih tinggi dari siswa biasa.
Namun apakah memang benar kenyataannya bahwa HS labih baik dari pendidikan formal. Hal ini tentunya sangat bergantung kepada guru, materi pelajaran, dan tentu si murid itu sendiri. Kenyataan bahwa kita dapat menentukan sendiri materi dan metode pembelajaran merupakan kelebihan dari HS. Perhatiaan kepada perkembangan siswa menjadi prioritas utama, dan hal inilah yang tidak kita dapatkan dari pendidikan formal. Pendidikan formal tentunya juga memiliki keunggulan yang tidak dapat kita sampingkan, terutama interaksi sosial yang lebih luas. Anak mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lebih luas. Sekolah kemudian menjadi rumah baru bagi siswa, dimana mereka bisa belajar dan membina hubungan dengan sesama.
Untuk menyimpulkan tulisan ini, saya mengatakan bahwa HS atau pendidikan formal, keputusan sangat bergantung pada kondisi anak dan kesiapan orang tua. Saya kurang setuju jika anda memutuskan HS hanya karena untuk mengikuti tren, atau sekedar mengejar gengsi. Dan apabila anda ingin HS, siapkan materi dan metode yang disesuaikan dengan kondisi anak, sehingga anak lebih mudah dalam belajar dan mencapai potensi yang sesungguhnya, jangan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada lembaga HS. Begitu pula apabila anda memilih pendidikan formal, pilihlah sekolah yang menurut anda sesuai dengan kondisi anak. Cobalah untuk terlibat dalam proses perkembangan anak dengan berkonsultasi dengan guru dan pihak sekolah, yang pasti dengan senang hati membantu anda.
Homeschool atau pendidikan formal, sama saja, karena tidak pernah ada yang salah dalam proses belajar. Learning is fun. Selama proses belajar anda menyenangkan, itulah yang terbaik buat anda.
sumber : carikampus.com
Label:
info Kampus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar